Pengamat Politik Boltim Angkat Bicara Soal Kandasnya Fraksi Nato, yang Diketuai Argo Sumaiku Oleng

0 355

BERANDAKOTA – Rencana pembentukan fraksi Nasional Totabuan (NATO) yang diketuai oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Argo Sumaiku layu sebelum berkembang, pamoe usang ini pantas di sematkan kepada Fraksi Nato.

Hal ini terjadi setelah 4 Partai Politik (Parpol) yang sebelumnya bergabung telah menyatakan sikap untuk menarik diri dari keanggotaan fraksi tersebut.

4 Parpol yang menarik diri tersebut adalah Gerindra, PBB, Perindo dan PKS sebagaimana yang sudah diterangkan saat pelaksanaan Rapat paripurna Penyampaian LKPJ Pemerintah Daerah, bertempat di Gedung DPRD Boltim, Selasa (29/3).

Pernyataan sikap Parpol yang menarik diri ini diawali dengan pembacaan surat penyataan oleh politisi PBB yakni Dahlan Saniman yang membacakan pernyataan 3 parpol yakni Gerindra, Perindo dan PBB yang menarik diri dari keanggotaan fraksi NATO dengan dasar surat pernyataan yang ditandatangani oleh anggota DPRD Boltim yakni Revvy Lengkong dari Partai Gerindra, Sunarto Kadengkang dari Perindo dan Dahlan Saniman dari PBB.

Hal yang sama juga disampaikan oleh politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sutanti Ginoga juga menyatakan sikap yang sama yakni menarik diri dari keanggotaan fraksi NATO yang dipimpin Argo Sumaiku tersebut.

Sutanti dalam penyataanya menyatakan bahwa keputusannya keluar dari fraksi NATO berdasarkan hasil rekomendasi pengurus pusat PKS yang menolak pembentukan fraksi NATO tersebut.

“Berdasarkan hasil diskusi dengan pengurus pusat partai PKS, yang tidak menyetujui pembentukan fraksi ini, maka saya dengan ini menyatakan menarik diri dari keanggotaan fraksi NATO yang dipimpin pak Argo Sumaiku,” kata Sutanti.

Sementara itu Argo yang mendengar langsung pernyataan dari keempat Parpol tersebut mengatakan bahwa dirinya akan tetap mengawal pembentukan fraksi ini sebab sudah melalui mekanisme paripurna beberapa waktu yang lalu.

“Saya merasa di tinggalkan oleh teman-teman yang tidak komitmen padahal kemarin kami sudah sama-sama keluar dari fraksi awal, tapi saya tetap mengucapkan terimakasih kepada teman teman yang telah meninggalkan saya, ” ujar Argo dengan nada kecewa.

Sementara itu, salah satu pengamat politik Boltim, Nelson Ochotan mengungkapkan bahwa pembentukan fraksi NATO ini tidak begitu matang, sehingga terkesan dipaksakan.

“Salah satu faktor yang membuat anggota Parpol lain menarik diri bisa jadi didasari oleh beberapa hal, misalnya mungkin ada ketidaksamaan persepsi, atau tidak menutup kemungkinan ada tendensi pribadi yang mendasari pembentukan fraksi ini,” kata Nelson.

Dirinya menambahkan bahwa dirinya sudah mengetahui rencana pembentukan fraksi ini setelah melihat postingan di media sosial ketua fraksi NATO yakni Argo Sumaiku beberapa waktu yang lalu, dimana terlihat semangat dari pencetus pembentukan fraksi ini begitu membara.

“Pembentukan fraksi NATO ini bisa dikatakan sudah layu sebelum berkembang, dan tidak menutup kemungkinan dalam pendistribusian Alat Kelengkapan Dewan (AKD) fraksi ini tidak akan mendapat porsi AKD, artinya mereka yang tetap bertahan di fraksi ini akan zonk tanpa ada emblem AKD,” ujarnya.

Nelson mengatakan bahwa untuk membentuk sebuah fraksi yang baru seharusnya sudah melalui proses yang lebih terstruktur dan sesuai dengan ketentuan yang ada.

“Termasuk dasar-dasar pembentukan fraksi mulai dari persamaan persepsi hingga visi dan misi yang jelas dalam membentuk fraksi baru, hal ini agar tidak terkesan prematur hanya karena ada niat atau tendensi dari oknum tertentu,” ujarnya.

Fraksi Nato yang terbentuk dan diinisiasi oleh anggota DPR asal Demokrat yankni, Argo Sumaiku sempat firal beberapa waktu lalu karna diposting oleh Argo Sumaiku ke media sosial, dengan judul, “Fraksi Nato terbentuk diinisiasi 6 parpol Argo Sumaiku ketua” postingan ini disertai foto beberapa anggota DPRD Boltim. (*/Abax)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.