Sehan Landjar: Ada yang Tebar Isu Terzolimi Padahal Dia yang Zolim
BERANDAOTA – Mantan Bupati Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sehan Landjar, ternyata masih memantau perkembangan politik di Boltim. Saat ini menurut Sehan, banyak oknum yang kerap berupaya merongrong pemerintah daerah dengan menebar isu provokatif.
Eyang, sapaan akrab Sehan Landjar, mengaku prihatin dengan pihak yang menebar isu tidak produktif dengan tujuan meraih pencitraan politik demi kepentingan 2024. Sementara, Bupati Boltim Sam Sachrul Mamonto, justru fokus bekerja untuk pelayanan rakyat. Berupaya melaksanakan pembangunan di tengah keterbatasan anggaran akibat krisis ekonomi yang melanda negara.
“Misalnya, ada yang mengaku dizolimi oleh Bupati. Padahal, mereka tidak berbuat apa-apa, tidak mau kerja. Justru yang sifat seperti itulah yang zolim,” kata Eyang.
Mantan Bupati 2 periode ini menegaskan, bahwa menjual isu dizolimi untuk meraih simpati masyarakat sudah bukan zamannya lagi. Rakyat akan mengukur kinerja para politisi, yang mendapat amanah diembankan rakyat. Siapa yang bekerja untuk rakyat, itu yang pantas mendapat dukungan.
“Masyarakat kita akan melihat hasil pembangunan. Karena itu amanat yang mereka berikan kepada politisi ketika rakyat memilih mereka. Jangan berharap simpati namun anda tidak berbuat apa-apa,” ujar Eyang lagi.
Terkait masalah pembangunan infrastruktur, Eyang memahami kondisi yang terjadi saat ini. Semua kepala daerah pasti mengalami kendala terkait anggaran karena APBD mendapat pemangkasan dari pemerintah pusat. Krisis global saat ini berpengaruh pada kondisi keuangan Indonesia, sehingga banyak rencana pembangunan yang terpaksa dipending atau mengalami perubahan perencanaan.
“Saya melihat Bupati Sachrul berupaya melaksanakan pembangunan di tengah kendala anggaran saat ini. Beliau memimpin di masa krisis sejak dilantik tahun 2021, saat itu pandemi Covid 19. Hingga tahun 2023 ini masa resesi ekonomi akibat krisis global. Ini yang harusnya kita dukung, karena seorang pemimpin yang lebih mementingkan daerah dibanding pencitraan politiknya.”
Kepala daerah dipilih rakyat untuk bekerja melayani rakyat, membangun daerah baik fisik maupun sumberdaya manusia. Bukan membangun citra demi kepentingan politik agar dipilih rakyat pada pemilihan berikutnya.
“Mereka punya janji yang wajib dipenuhi kepada rakyat yang memilih mereka di pilkada. Siapa yang bekerja pasti dia yang dipilih kembali. Bukan yang kesana-kemari minta dikasihani, tapi tidak berbuat apa-apa untuk rakyat yang sudah memilihnya. Saya sebagai Bupati guhanga, akan mendukung Sachrul Mamonto menjadi pemimpin yang bekerja untuk rakyat. Beliau wajib kita dukung. Kita beri semangat agar amanah rakyat bisa dia laksanakan,” kata Eyang. (*)