Upaya Pembunuhan Sukarno di Perguruan Cikini pada 30 November 1957

0 511

Perguruan Cikini di Jalan Cikini Raya Nomor 76, Menteng, Jakarta Pusat menjadi salah satu lokasi sejarah yang tidak akan terlupakan. Sabtu, 30 November 1957 gedung Perguruan Cikini tampak ramai. Berbagai pameran digelar untuk perayaan ulang tahun ke-15 Yayasan Perguruan Cikini.

Sejumlah pejabat penting pun datang, salah satunya Presiden Sukarno atau Bung Karno. Kehadirannya karena menerima undangan dari Kepala Perguruan Cikini Sumadji Muhammad Sulaimani dan Direktur Percetakan Gunung Sari, Johan Sirie.

Selain itu, putra-putri Sukarno juga mengenyam pendidikan milik Yayasan Perguruan Cikini. Yakni Guntur Sukarnoputra, Megawati Sukarnoputri, Rachmawati Sukarnoputri, Sukmawati Sukarnoputri, dan Guruh Sukarnoputra.

Saat perayaan itu, Guntur dan Megawati kecil ikut serta dan kegiatan perayaan itu. “Saat itu saya bertugas menjaga pameran, kakak dan adik-adik saya juga. Lalu Bung Karno mengunjungi kami sebagai orangtua,” jelas Megawati saat menghadiri peluncuran tiga buku seri sejarah Sukarno di Museum Nasional, Jakarta, Kamis 30 November 2017.

Bung Karno datang ke Perguruan Cikini dengan menumpang mobil kepresidenan jenis Chrysler Crown Imperial. Mobil tersebut merupakan hadiah dari Raja Arab Saudi, Saud bin Abdul Aziz. Sebagai presiden, kedatangan Bung Karno diiringi dengan pangawalan polisi militer hingga pengawal pribadi kepresidenan.

Warga, tamu undangan, hingga para murid Yayasan Perguruan Cikini menyambut kedatangan Bung Karno dengan penuh suka cita. Presiden pertama itu pun langsung berkeliling selama 25 menit di SD Perguruan Cikini.

Namun, keramain dalam acara itu berubah menjadi peristiwa tragis dan mencekam. Dalam buku Bung Karno Panglima Revolusi karya Peter Kasenda disebutkan sejumlah komplotan penyerang melempar granat ke arah Bung Karno.

Akibat ledakan granat aktif itu sebagian mobil kepresidenan rusak. Selain itu korban pun berjatuhan. Tujuh orang dinyatakan meninggal di lokasi dan puluhan orang terluka. Dua dari beberapa korban tewas yakni brigadir pengawal voorijders presiden, yakni Muhammad dan Ahmad bin Udi.

Sedangkan Bung Karno selamat dari kejadian itu. Pengawalnya pun sigap memberikan komando dan perlindungan saat peristiwa itu terjadi.

“Saya tidak terlupa karena korbannya dari kawan saya ada 100-an orang, baik meninggal, luka parah, atau luka kecil. Ada beberapa yang cacat seumur hidup,” kata Megawati.

Presiden Sukarno pun dengan para pengawal dan putra-putrinya langsung meninggalkan lokasi dan menuju Istana Merdeka dengan mobil berkecepatan tinggi. Bung Karno dalam buku The Remarkable Story of Soekarno karya Aditmitra Nursalim disebutkan bahwa sebenernya dirinya telah melihat sendiri pelaku dari gerak-geriknya yang mencurigakan. Berselang beberapa hari para pelaku teror ditangkap.

sumber: https://www.liputan6.com/news/read/4723961/upaya-pembunuhan-sukarno-di-perguruan-cikini-pada-30-november-1957?HouseAds&campaign=SejarahHariIni_News_STS1

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.