Usai Dicopot Dari Jabatan Karena Aksi Viral ‘Goyang Bento’ Siswanya, Dua Kepsek di Boltim Minta Maaf ke Publik
BERANDAKOTA – Usai aksi siswa-siswanya viral di media sosial karena menarikan tarian erotis ala ‘Goyang Bento” saat pelaksanaan lomba Drum Band, dua Kepala Sekolah (Kepsek) di Bolaang Mongodnow Timur (Boltim) Minta maaf ke Publik.
Diketahui, aksi viral tersebut bermula saat siswa-siswi dari SMPN 3 Tutuyan dan SMPN Kotabunan, melakuan parade saat lomba Drum Band tingkat Kabupaten Pada tanggal 16 Agustus 2022.
Namun menariknya, parade Drum Band tersebut disertai dengan tarian erotis ala “Goyang Bento” yang menuai sorotan dari berbagai kalangan.
Aksi “Goyang Bento” itupun tersebar luas di media sosial, dan diketahui sampai saat ini menjadi vital di Instagram dan media sosial lainnya.
Berdasarkan kejadian tersebut, Bupati Boltim Sam Sachrul Mamonto (SSM) geram dan marah atas perilaku yang kurang terpuji tersebut.
Menurut SSM, Boltim merupakan daerah yang mengutamakan agama, adat dan budaya, dimana “goyang Bento” tersebut tidak mencerminkan dari ketiga aspek tersebut.
“Tindakan tersebut tidak terpuji, saya tidak menyalahkan para siswa yang itu, namun saya menyalahkan para guru dan terutama kepala sekolahnya yang tidak mampu membina dan mengontrol perilaku itu,”jelas SSM.
Lantas dari kejadian itu, SSM langsung memberhentikan kedua Kepsek dari sekolah-sekolah tersebut.
Menurut SSM, langkah itu diambil sebagai peringatan kepada sekolah-sekolah lainnya, agar lebih memperhatikan hal-hal seperti itu, terutama menyangkut moral.
“Pencopotan kedua kepsek itu, merupakan peringatan untuk lainnya, agar dapat membina para siswanya ke arah yang lebih baik lagi,”tandas SSM.
Sementara itu, Dua kepsek dari SMPN 3 Tutuyan dan SMPN Kotabunan langsung meminta maaf ke publik, usai pencopotan mereka dari jabatan.
“Saya memahami dan mengakui bahwa ini adalah kelalaian kami. Keputusan yang diambil pak bupati ini menjadi pembelajaran yang sangat berharga bagi saya, bahwa dalam membimbing siswa tidak sekadar membuat siswa pintar, akan tetapi siswa juga harus menjunjung tinggi moralitas,” ungkap Unggu Sarionsong, mantan Kepsek SMPN 3 Tutuyan.
Senada juga diucapkan oleh mantan Kepala SMPN Kotabunan, dimana dirinya mengakui bahwa dirinya tidak mampu memnina siswanya, sehingga hal-hal seperti itu terjadi.
“Saya memohon maaf kepada publik. “Goyang Bento” Itu tidak diajarkan pelatih dan guru di sekolah. Tapi sebagai kepala sekolah saat itu, kami harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi dan mengakui bahwa ini adalah kelalaian kami,” kata Lutfi Bazmul, Kepsek SMP Negeri Daerah Kotabunan.
Sementara itu, Kedua kepsek tersebut mengaku tidak mengetahu aksi “Goyang Bento yang dilakukan para siswanya tersebut saat lomba drum band.
Dan menurut mereka, pelatih dan pihak sekolah sama sekali tidak mengajarkan tentang variasi dari “Goyang Bento” tersebut.
Namun Sebagai pimpinan sekolah, mereka berdua siap bertanggung jawab sepenuhnya, dan menerima sangsi dari Bupati yakni dengan mencopot jabatan mereka. **