Tingginya Biaya Pandemi, Kemenkeu Sebut RI Masih Butuh Utang

0 572

BERANDAKOTA- Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis, Yustinus Prastowo mengatakan Indonesia masih memerlukan pembiayaan utang demi memenuhi kebutuhan belanja negara pada 2021. Salah satunya untuk membiayai pendanaan vaksin virus corona atau Covid-19.

“Jadi terang kenapa kita berutang, karena masih tingginya pembiayaan pandemi Covid-19,” kata Yustinus di akun Twitter pribadinya, seperti dikutip CNNIndonesia.com, Rabu (27/1).

Baca juga: Kemenkes Minta Waspada Virus Nipah Dari Malaysia

Estimasi saat ini, alokasi dana untuk program vaksinasi mencapai Rp 50,74 triliun. Selain itu, utang juga diperlukan untuk pemulihan kredit sebesar Rp 66,7 triliun.

“Jadi tidak mubazir, justru bermanfaat buat rakyat,” imbuhnya.

Sementara utangnya berasal dari kelebihan penerbitan surat utang pada tahun lalu. Kelebihan itu masuk ke pos Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) 2021 sebesar Rp234,7 triliun.

Yustinus mengatakan utang masih perlu digunakan pada tahun ini karena penerimaan pajak masih tertekan di tengah pandemi Covid-19. Sebab, aktivitas ekonomi masih terbatas dan ketidakpastian masih tinggi.

Meski demikian, ia menjamin penggunaan utang tidak bakal ugal-ugalan. Pasalnya, utang ditarik dengan perhitungan dan dikelola dengan hati-hati dan akuntabel.

Baca juga: Ngopi Di Beranda Bersama Yedi Mamonto

Bahkan prosesnya turut diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Selain itu juga dipertanggungjawabkan ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

“Ugal-ugalan? Lha buat menyelamatkan rakyat, berapa pun ongkosnya musti ditanggung,” pungkasnya. (*red)

Sumber: CNNindonesia.com

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.