Petugas Pemulasaran Jenazah Covid-19 RSUD Kotamobagu Diduga Dianiaya di Kobo Kecil

0 629

BERANDAKOTA- Petugas pemulasaran jenazah Covid-19 diduga dianiaya ketika mengantar jenazah di Kobo Kecil, Minggu (31/1) siang tadi. Pasalnya, para petugas tersebut dalam kondisi penuh lumpur dan Alat Pelindung Diri (APD) robek-robek sepulangnya dari mengantar jenazah pasien Covid-19 di Desa Kobo Kecil, Kecamatan Kotamobagu Timur.

Setelah menerima kabar kejadian tersebut, pihak RSUD Kotamobagu melalui Kabag Umum RSUD, Hendri Kolopita Kotamobagu, langsung menemani para korban yang diduga dianiaya dan melapor ke Mapolres Kotamobagu.

Menurut Hendri, jenazah keluar dari RSUD Kotamobagu bersama rombongan patwal dan ambulans sekitar pukul 11:00 WIta. Namun ketika mereka pulang ke RSUD sudah dalam keadaan APD robek-robek dan penuh lumpur. Para petugas ini langsung melapor bahwa mereka di dorong sampai jatuh ke liang lahat.

Atas kejadian itu, pihaknya sangat keberatan dan langsung melaporkan peristiwa ini ke Polres. “Kasihan tim tenaga medis Covid-19 akan terancam dalam melaksanakan tugas,” katanya.

Menurutnya, sejak Januari 2021 banyak kasus Covid-19 yang meninggal dan para petugas pemulasaran inilah yang siap melaksanakan proses pemakaman. Tetapi sangat disayangkan mereka mendapat perlakuan seperti ini.

Sehingga, pihak RSUD Kotamobagu keberatan dengan kejadian ini. “Kami sudah membantu dan memfasilitasi keluarga, imam di kampung untuk melakukan proses fardu kifayah. Dinkes juga sudah memberikan bantuan APD kepada keluarga yang ikut membantu melakukan proses pemakaman, tetapi ternyata kami mendapat perlakuan seperti ini,” ujarnya.

Pihak RSUD Kotamobagu, juga mengimbau kepada masyarakat Kotamobagu, agar bisa lebih bijaksana dalam menghadapi kejadian seperti ini terutama kejadian meninggalnya pasien yang terkonfirmasi Covid-19.

“Petugas kami sangat keberatan. Mereka ditarik, didorong dan ditendang. Bahkan sampai jatuh ke liang lahat,” katanya.

Hendri juga juga mengimbau kepada Satgas Covid-19 Desa/Kelurahan untuk lebih mengedukasi masyarakat di lingkungan mereka. “Sesuai dengan keputusan Mentri Kesehatan, pihak rumah sakit betugas hanya sampai pemulasaran jenazah. Untuk pemakaman sebetulnya sudah bukan tugas dari petugas rumah sakit. Padahal kita sudah koordinasi dengan pihak keluarga dan Sangadi Kobo Kecil terkait penyiapan tim Satgas Desa yang akan memakamkan,” jelas Hendri.

Sementara itu, Dedi Arisandi Simbala, salah satu petugas yang menjadi korban pada kejadian tersebut mengaku, saat di samping liang lahat tiba-tiba ia terjatuh entah siapa yang menendang atau mendorongnya. Bahkan ada luka lebam di bagian tubuh belakang. “APD kami sampai rusak karena sempat ada tarik menarik dengan warga,” katanya. (Cea)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.