Pemkab Bolmong dan BP2MI Sulut Perkuat Kerja Sama Perlindungan dan Penempatan Pekerja Migran

0 57

BERANDAKOTA – Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) dan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Sulawesi Utara (Sulut) terus memperkuat kerja sama dalam perlindungan dan penempatan pekerja migran Indonesia, baik untuk saat ini maupun masa depan.

Kerja sama ini diwujudkan melalui sosialisasi pendidikan dan pelatihan bagi Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) yang akan bekerja di Jepang. Acara sosialisasi ini diinisiasi oleh Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Bolmong bersama BP2MI Sulut dengan menggandeng Direktur Utama PT Yuta Tengker Mulia, Vanda Tengker.

Sosialisasi tersebut dibuka oleh Asisten I Deker Rompas yang mewakili Penjabat (Pj) Bupati Bolmong, dr. Jusnan Calamento Mokoginta, dan berlangsung di Lantai II Kantor Bupati Bolmong. Acara ini dihadiri oleh Kepala Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Renti Mokogita, Kepala BP2MI Sulut Hendra Makalalag, Direktur Utama PT Yuta Tengker Mulia Vanda Tengker, para Camat, CPMI, dan perwakilan stakeholder di lingkup Pemkab Bolmong.

Dalam sambutannya yang dibacakan oleh Asisten I, Pj Bupati dr. Jusnan Calamento Mokoginta menyambut baik sosialisasi ini. Ia menyatakan bahwa sosialisasi pendidikan dan pelatihan bagi CPMI ini merupakan tindak lanjut dari kerja sama antara Pemkab Bolmong dan BP2MI yang telah terjalin sebelumnya. Selain itu, sosialisasi ini juga menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam menganggarkan dana APBD untuk bekerja sama dengan pihak perusahaan dalam bentuk pelatihan.

“Jepang menawarkan berbagai peluang kerja bagi tenaga kerja asal Indonesia di sektor-sektor yang sangat membutuhkan tenaga kerja asing. Ini menjadi peluang bagi CPMI asal Bolmong untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan,” ujarnya pada Senin, 29 Juli 2024.

Dengan program visa yang lebih terbuka dan inisiatif pemerintah yang mendukung, peluang bagi pekerja Indonesia di Jepang semakin besar. Oleh karena itu, penting bagi para calon pekerja untuk mempersiapkan diri dengan baik, baik dari segi bahasa, keterampilan, maupun pemahaman budaya, guna memanfaatkan peluang tersebut secara maksimal dan menghadapi tantangan yang mungkin muncul.

Kepala BP2MI Sulut, Hendra Makalalag, menjelaskan bahwa Jepang, dengan perekonomiannya yang maju dan kebutuhan tenaga kerja yang terus meningkat, menawarkan peluang besar bagi tenaga kerja asing, termasuk dari Indonesia.

“Jepang menghadapi kekurangan tenaga kerja yang signifikan di berbagai sektor. Hal ini membuka peluang bagi tenaga kerja Indonesia yang memiliki keterampilan dan semangat kerja tinggi untuk mengisi kekosongan tersebut,” kata Hendra.

Hendra menyebut sejumlah sektor dengan peluang besar di Jepang, seperti kesehatan dan perawatan lansia, industri manufaktur (elektronik, otomotif, dan permesinan), pertanian dan perikanan, serta pariwisata dan perhotelan. Selain itu, program Specified Skilled Worker (SSW) yang mencakup industri perawatan lansia, manufaktur, dan pertanian memungkinkan tenaga kerja asing bekerja di Jepang selama lima tahun dengan kemungkinan perpanjangan. Technical Intern Training Program (TITP) juga bertujuan untuk transfer keterampilan, teknologi, dan pengetahuan teknis kepada tenaga kerja asing melalui pelatihan di tempat kerja.

Kepala Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja, Renti Mokoginta, menyatakan bahwa sosialisasi ini bertujuan untuk edukasi CPMI. Ini juga merupakan implementasi sinergitas pemerintah daerah dan pusat dalam penyiapan kompetensi CPMI melalui program Government to Government (G to G).

“Orang Jepang sangat menghargai bahasa mereka. Jadi, adik-adik yang belajar bahasa Jepang selama 3 bulan harus memantapkan bahasanya,” ujar Renti.

Dengan kerja sama ini, diharapkan CPMI asal Bolmong dapat memanfaatkan peluang kerja di Jepang dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian daerah dan nasional.**

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.