Ngopi di Beranda Bersama Syahreza Vahlevi Tanjung

0 686

BERANDAKOTA—Ada dua bisnis yang baik: yang dimulai dan yang bertahan. Pertama adalah syarat primer, sedang yang kedua adalah syarat sekunder.

Pertama, bisnis tidak akan jalan tanpa dimulai. Dan semua orang tahu itu. Sedang yang kedua, bisnis tidak akan berkembang tanpa bertahan. Yang terakhir ini adalah kunci dari semua bisnis yang sukses.

Tapi apakah cukup jika hanya bertahan? Tidak. Bertahan selalu mengandaikan inovasi dan kepekaan atas perubahan pasar. Tanpa keduanya, sebuah bisnis hanya akan diam di tempat. Bertahan bukan dalam artian–gagal bangkit lagi, gagal bangkit lagi, dan seterusnya.

Semua bisnis itu rapuh (fragile), kata filsuf Nassim Nicholas Taleb. Rapuh dalam artian selalu berhadapan dengan risiko gagal di masa depan. Namun rapuh bukan lawan dari kuat atau bertahan (robust). Dalam bisnis, yang kuat adalah antifragile bukan robust. Antifragile adalah bertahan sambil mengambil pelajaran dari kegagalan serta beradaptasi dan berinovasi terus-menerus. Jadi, sekedar kuat bertahan robust tidak akan menjamin.

Dalam wawancara kali ini, kita mengundang seorang entrepreneur muda asal Kotamobagu, Syahreza Vahlevi Tanjung. Beliau adalah pengusaha kuliner Rumah Makan Minang Putra yang ada di Kotamobagu. Ia juga sekaligus pengusaha yang menganut paham antifragile atau antirapuh, antipecah, antigagal, pokoknya anti itu semua. Terbukti rumah makan yang ia jalankan tersebut sudah ada sejak tahun 1997, yang berarti sudah berumur 23 tahun. Jadi, istilah gulung tikar dalam bisnis baginya sudah biasa. “Banyak bisnis yang gulung tikar di masa pandemi,” katanya. “Tapi gulung tikar yang saya alami sudah berkali-kali. Pandemi ini tak begitu berpengaruh”.

Berikut petikan bincang-bincang penulis utama Berandakota.com, Suhendra Manggopa bersama Syahreza Vahlevi Tanjung, pengusaha kuliner Rumah Makan Minang Putra Kotamobagu.

 

Halo, apa kabar bang?

Alhamdulillah baik.

Menurut kabar, anda adalah pengusaha kuliner?

Kebetulan saya sedang melanjutkan bisnis yang sempat vakum lama. Bisnis kuliner. Tepatnya rumah makan Padang.

Vakum berapa lama?

Kira-kira sekitar 1-2 tahun.

Alamat rumah makannya di mana?

Rumah makan Minang Putra. Lokasinya di Jl.Datoebinangkang. Tepat di belakang BRI Cabang Kotamobagu.

Sudah jalan berapa lama dulu sebelum vakum?

Kalau yang di belakang BRI sudah ada sejak tahun 1997. Cuma yang benar-benar terjun di bisnis kuliner itu nanti tahun 2015. Itupun by accident karna tuntutan juga.

Mengapa memilih usaha kuliner?

Pada dasarnya memang sudah tertarik dengan bisnis sejak masih kuliah. Sempat berpikir kalau dulu saya salah jurusan. Karena saya melihat bisnis kuliner itu tidak ada matinya dan semua butuh makan, tapi tidak samua yang mau masak.

Sebenarnya ambil jurusan apa waktu kuliah? 

Teknik Planologi. Tata kota yang akhirnya terjerumus di tataboga. (Tertawa)

Nah, kenapa harus rumah makan Padang, kan ada banyak jenis rumah makan?

Kebetulan saya orang Minang, alm papa juga dulunya bisnis Rumah Makan (RM) Padang. Itu salah satu alasannya. Kedua, dengan bermunculannya segala jenis kuliner di Indonesia, entah mengapa semua orang pasti akan kembali ke masakan Padang. Dan coba perhatikan setiap sudut kota di Indonesia, di manapun ada RM Padang. Dan itu yang membuat RM Padang dari tahun ke tahun tetap eksis. Optimisme itu yang saya pegang sampai sekarang.

Bagaimana iklim kompetisi di Kotamobagu, kita kan tahu kalau  RM Padang tidak cuma satu di Kotamobagu?

Sejauh ini saya tidak merasa berkompetisi dengan siapapun karena saya yakin rezeki masing-masing sudah diatur. Semua kembali ke kita masing-masing. Karena rezeki dijemput bukan ditunggu. Makanya saya lebih prepare berkompetisi untuk siapa yang lebih dulu menjemput rezeki. Kedua, kompetitor memang semakin banyak. Di bidang bisnis apapun. Tergantung siapa yang ingin berinovasi lebih, pasti dia akan selangkah di depan.

Bagaimana awal anda merintis bisnis RM ini. Apa tantangannya?

Kebetulan ini bisnis keluarga. Yang paling sulit itu me-manage karyawan. Karena kalau saya pribadi, prinsipnya aset terbesar di sebuah perusahaan itu karyawan. Apalagi kalau bisnis kuliner, terus spesifik rumah makan Padang. Itu tidak bisa cuma 1-2 orang karyawan.

Kalau tantangan yang rutin datang, baik di awal, di pertengahan, sampai sekarang ini?

Kalau bicara tantangan yang kita hadapi sejauh ini memang banyak. Sebab, kadang realitas tidak sesuai dengan ekspektasi. Kalau kita bicara kuliner berarti kita siap menjaga konsistensi rasa dan pelayanan. Kalau rasa selalu berubah-ubah, pasti pelanggan kabur. Begitu juga pelayanan, kalau pelayananya kurang baik, masakan mau seenak apapun tidak akan menjamin pelanggan akan terus ramai. Nah, makanya saya bilang tadi: tantangan yang menurut saya lumayan menguras tenaga itu me-manage karyawan. Selain itu, kita mesti pintar melihat pasar. Sebab, setiap daerah itu tingkat konsumtif masyarakatnya berbeda-beda. Misalnya di Kotamobagu sendiri–bisnis kuliner banyak, bukan cuma RM Padang, tapi lihat tingkat konsumtif masyarakat, masih kurang. Dan yang paling penting soal karyawan tadi (bukan berarti kita harus segala hal bergantung karyawan), karena jika kita sepenuhnya bergantung pada karyawan, bukan tidak mungkin di kesempatan lain saat ada karyawan yang berhenti, kita jadi kesusahan.

Apakah pandemi saat ini berdampak ke bisnis anda, berhubung banyak bisnis gulung tikar di masa pandemi sejak Maret lalu?

Kalau bicara gulung tikar, saya sudah beberapa kali gulung tikar. Tidak harus tunggu pandemi. Dulu Alhamdulillah, sempat buka beberapa cabang di Kotamobagu. Satu di daerah Matali, satunya lagi di daerah Sinindian. Namun yang bertahan sampai sekarang ini yang RM Minang Putra di belakang bank BRI.

Jadi pandemi ini cuma salah satu dari sekian banyak kondisi yang mengganggu, ya?

Justru kalau bicara tentang pandemi hari ini, ada beberapa bisnis yang tidak terlalu terdampak. Salah satunya bisnis kuliner. Karena bukan berarti yang stay at home tidak makan kan? Sebab aktifitas di pasar juga dibatasi, masyarakat juga takut keluar rumah. Dan pilihan paling tepat adalah beli makanan di luar. Dan kita tahu, itu sangat menguntungkan teman-team ojol.

Jadi ada hikmah di balik musibah, permintaan jasa antar naik.

Yang diuntungkan di sini jasa penyedia makanan serta jasa antar atau gojek. Makanya itu, di saat pandemi ini, ada yg memang diuntungkan ada juga yg dirugikan. Tapi untuk keseluruhan semoga pandemi ini cepat selesai dengan tuntas. Dulu juga saya sempat bikin foodtruck.

Milik sendiri? 

Kebetulan waktu itu punya sendiri. Tapi tidak jalan. Waktu itu saya memang terburu-buru tanpa melihat segmen pasarnya seperti apa. Ternyata tidak sesuai ekspektasi.

Memang bisnis punya tantangan tersendiri: bertaruh dengan masa depan yang belum pasti.

Ya, kalau kita bicara bisnis segala sesuatu kita yang atur. Sampai masa depan atau masa tua juga harus dipersiapkan dari sekarang. Beda dengn karyawan swasta maupun negeri. Masa tua sudah dipersiapkan. Entah pasangon atau pensiun.

Berarti modal materi dan berani ambil risiko?

Kalau bisnis tidak melulu soal materi. Modal iya, wajib. Entah modal nekat atau modal uang. Yang pasti mental dikuatkan. Kalau berbisnis itu ragu-ragu, tidak ada orang yang akan memulai berbisnis dengan ekspektasi tinggi. Semua pasti ingin coba dulu, kalau bagus lanjut kalau tidak bagus tidak usah dipaksakan lanjut.  Kalau saya prinsipnya yang penting mulai dulu. Semua pasti mencari keuntungan yang besar. Ekspektasi setiap pebisnis semuanya begitu. Cuma kalau bisnis tidak dimulai itu namanya pemikir bukan pebisnis.

Ilmu ini tampaknya tidak bakalan didapat di bangku kuliah, bang.

Ya, kita belajar atas dasar pengalaman dan kondisi lingkungan.

Berarti tindakan yang menjadi utama di sini?

Bisnis yang paling baik itu kan bisnis yang dimulai. Kalau sudah dimulai, bisnis apapun semua bagus asal halal.

Adakah kesibukan lain anda selain bisnis kuliner?

Untuk saat ini masih mencoba fokus satu bidang usaha rumah makan. Belum ada kesibukan lain.

Terakhir. Apa pesan bagi mereka yang berencana masuk di dunia bisnis, khususnya bisnis kuliner?

Segera dimulai.

Terima kasih atas waktu dan kesempatannya, bang. Sukses dan sehat selalu.

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.