Labaini dan Perjuangannya Mengajar di Tengah Pandemi

0 3.785

BERANDAKOTA—Guru adalah pahlawan tanpa jasa, itulah adagium yang pantas disematkan bagi Labaini, seorang guru mata pelajaran PPKN, Warga Kelurahan Matali, Kecamatan Kotamobagu Timur. Ia adalah guru yang sudah mengabdikan diri selama 35 tahun di SMPN 2 Kotamobagu.

Meski tinggal dua tahun menjelang masa pensiun, Labaini tampak tak peduli ketika berangkat kerja di tengah guyuran hujan. Dia tetap melangkah dari rumah ke rumah demi mengajar siswanya yang ada di beberapa kelurahan Kecamatan Kotamobagu Timur. Aktivitas tersebut sudah sering ia lakukan, menyusul adanya program Balajar Dari Rumah (BDR) oleh Dinas Pendidikan Kotamobagu akibat Pandemi Covid-19.

Tak ada alasan baginya selain asa untuk memberikan pendidikan langsung kepada para siswa  yang tak memiliki fasilitas smartphone, serta data celular untuk mengikuti program belajar dari rumah.

Di depan rumah warga, Labaini berhenti sejenak, ia membersihkan bajunya dari debu yang menempel karena sedikit basah. Dengan pakaian keki, masker di wajah, topi di kepalanya,dan tas yang berisi perlengkapan belajar, Labaini terlihat sumringah saat berpapasan dengan salah satu wali muridnya.

Namun, suaranya sedikit terbata, mungkin selain menahan dingin, juga karena faktor usia yang turut mempengaruhi pria yang sudah lama menduda ini.  “Mau bagaiman lagi, ini satu-satunya cara yang efektif agar siswa mampu menerima materi dengan baik,”  kata Labaini.

Tahun 1985 adalah pertama kali Labaini  tiba di Kotamobagu, dia sebenarnya seorang perantau, asal Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara. Dua tahun setelah itu, Labaini menemukan tambatan hatinya, Misa Simbala, wanita asal Kelurahan Matali. Dari pernikahan keduanya, Labaini kemudian dikarunia salah  seorang anak laki-laki, Rahmat Labaini. Tidak lama kemudian, Labaini memperoleh SK sebagai PNS.

Labaini

“SK PNS saya waktu itu keluar, dan saya ditempat-tugaskan di Kotamobagu, di SMPN 2 Kotamobagu,” cerita Labaini, yang disambut serius oleh salah satu orang tua siswa.

Labaini mungkin adalah gambaran dari sekian banyaknya guru yang tetap mendedikasikan dirinya menghadapi tantangan dunia pendidikan hari ini. Maraknya pemukulan siswa kepada guru atau dipolisikan oleh orang tua siswa, menjadi cambukan bahwa tindakan tersebut tidak manusiawi lagi.

Berbicara mengenai profesi guru, harusnya mengetuk hati kita dan melihat guru sebagai profesi yang mulia. Sebab, orang yang mendedikasikan dirinya sebagai guru merupakan tindakan revolusioner dalam menjaga peradaban, karena di tangan manusia mulia seperti inilah, manusia mampu untuk eksis, berkembang, dan maju. (EsGeEm)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.