Varian Baru Corona B117 Disebut 30-70 Persen Lebih Mematikan

0 491

BERANDAKOTA- Sejumlah ilmuwan menemukan fakta baru varian baru virus corona di Inggri yang dikenal dengan B117. Varian baru ini lebih menular dan mematikan dari versi khas virus yang menyebabkan Covid-19. Karena itu virus ini perlu diwaspadai.

Penelitian awal hanya menyebutkan varian di Inggris 30 hingga 70 persen lebih mudah menular. Penelitian lanjutan dengan sampel yang lebih besar dari pasien Covid-19 mengatakan varian itu juga disebut 30 hingga 70 persen lebih mematikan.

Baca juga: Kapolri Menyebut UU ITE Sudah Tidak Sehat

Melansir The Washington Post, ilmuwan memanfaatkan data yang diambil dari berbagai database di seluruh Inggris. Data memperlihatkan pasien terinfeksi varian virus corona B117 banyak yang menjalani rawat inap dan meninggal.

Para ilmuwan mengaku memiliki keterbatasan dalam memberi kesimpulan lebih jauh terhadap tingkat penularan dan mematikan varian virus tersebut. Sebab, data yang tersedia untuk dipelajari memiliki kesenjangan, seperti penghitungan infeksi yang tidak lengkap.

Pada awal varian pertama kali dilaporkan, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson telah mengantisipasi varian baru virus corona tersebut. Varian itu telah menyebabkan rumah sakit kewalahan, mengganggu perjalanan dan bisnis, serta membuat kota-kota di Eropa menerapkan kembali penguncian wilayah.

Seattle Times memberitakan, temuan terbaru didasarkan pada studi dengan subjek dua kali lebih banyak daripada penilaian sebelumnya dan mencakup lebih banyak kematian akibat kasus Covid-19 yang disebabkan virus corona B117.

Virus corona varian B117 diketahui telah ditemukan di 82 negara. Bahkan, ilmuwan Amerika Serikat mengatakan bahwa varian itu bisa menjadi versi dominan di AS pada Maret 2021.

Baca juga: Pengembaraan Sunyi Sang Seniman

Pemerintah Inggris mengutip studi dari London School of Hygiene and Tropical Medicine pada Januari 2021 yang meneliti kematian 2.583 orang, 384 di antaranya diyakini memiliki kasus Covid-19 yang disebabkan oleh varian baru tersebut.

Penelitian tersebut memperkirakan bahwa orang yang terinfeksi varian baru memiliki risiko kematian 35 persen lebih tinggi.

Sebuah studi terbaru oleh kelompok yang sama mengandalkan 3.382 kematian, 1.722 di antaranya diyakini berasal dari varian baru. Studi tersebut menunjukkan bahwa varian tersebut dapat dikaitkan dengan risiko kematian 71 persen lebih tinggi. (*red)

Sumber: cnnindonesia.com

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.