Gempa Sulbar Picu Longsor di Majene, Tiga Warga Ditemukan Tewas

0 400

BERANDAKOTA- Sebanyak tiga orang ditemukan meninggal karena tertimbun longsor akibat gempa di Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat pada pada Selasa (19/1).

Juru bicara Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Makassar, Hamsidar, mengatakan longsoran tersebut terjadi setelah gempa yang mengguncang Mamuju dan Majene pada Kamis 14 Januari lalu.

Baca juga: Korban Tewas Gempa Sulbar Mencapai 84 Orang

Tiga korban tersebut adalah warga Dusun Aholeang, Desa Mekkatta, Kecamatan Malunda. Petugas juga berhasil mengidentifikasi identitas korban.

Mereka antara lain, Ahmad atau Papa Naba (laki-laki), Nurlia (perempuan), dan Nurfatma (perempuan).”(Longsor) sejak gempa pertama,” kata Hamsidar saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com melalui sambungan WhatsApp Selasa (19/1).

“Diduga tertimbun bangunan dan longsor akibat gempa,” tulis laporan tersebut.

Hamsidar juga melaporkan terdapat beberapa wilayah di Kecamatan Malunda yang belum bisa dievakuasi. Penyebabnya, akses jalan terputus oleh longsor akibat gempa. Wilayah tersebut antara lain, Dusun Aholeang, Desa Mekkatta serta Dusun Salu Biru dan Salurindu, Desa Salutahongan.

Kecamatan Malunda merupakan wilayah pelosok Kabupaten Majene. Berjarak sekitar 105 kilometer dari kompleks kota Kabupaten Majene. Kecamatan Malunda berbatasan langsung dengan Kecamatan Tapalang, Kabupaten Mamuju. Kecamatan Malunda dan Tapalang merupakan daerah pesisir Provinsi Sulawesi Barat.

Baca juga: Jadi Incaran Investasi ICT, Pemkot Terus Membangun Infrastruktur TIK

Longsor juga sempat memutus jalan yang menghubungkan Mamuju dan Majene pada Senin (18/1). Longsor terjadi pada subuh waktu setempat.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majene telah menerjunkan sejumlah petugas untuk mengatasi longsoran tersebut.

Kepala BPBD Kabupaten Majene, Ilhamsyah Djuhaini, mengatakan upaya mengeluarkan material longsor tidak memkan waktu lama karena terdiri dari batu-batu besar.

Ia menargetkan, jika tidak terdapat longsor susulan, material yang menutup jalan sejak subuh tersebut akan selesai dibersihkan pada pukul 10.00 Wita.

“Sudah ada ekskavator dan telah bekerja melakukan pembersihan material longsor,” kata ilham sebagaimana dikutip Antara pada Senin (18/1).

Sebelumnya, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM Kasbani mengingatkan potensi longsor pasca gempa Sulbar. Longsor ini bisa terjadi karena struktur dan umur batuan di wilayah tersebut.

Di kabupaten Mamuju dan Majene terdapat perbukitan terjal, lembah, hingga pantai yang tersusun dari batuan berumur pra tersier, tersier, dan endapan kuarter.

“Morfologi terjal yang tertutup oleh batuan berumur pra tersier dan tersier yang telah mengalami pelapukan akan berpotensi terjadi gerakan tanah/ longsoran apabila dipicu guncangan gempabumi kuat di daerah ini,” ungkap Kasbani dalam keterangan resminya, Jumat (15/1). (*red)

Sumber: cnnindonesia.com

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.